Membuat Seleksi dengan Channel dan layer Mask

0 Comments »

Pada tutorial kali ini kita akan belajar lagi tentang pembuatan seleksi pada Photoshop dengan mengggunakan layer mask. Seleksi dengan tehnik ini cocok digunakan untuk menyeleksi bagian yang sifatnya halus seperti ujung rambut ataupun bulu. Seleksi ini dibuat dengan membuat sebuah gambar hitam-putih yang digunakan sebagai dasar dari pembuatan seleksi-nya.

Cara membuat seleksi rambut pada Photoshop dengan detil

Bukalah gambar yang akan dibuat seleksi-nya dengan Adobe Photoshop. Pada contoh berikut ini saya menggunakan sebuah gambar foto yang diupload di Flickr oleh Asianleggy, yang sangat disayangkan sekarang sudah tidak aktif lagi di Flickr. Gambar di bawah ini sudah kupotong sebagian dengan Crop tool agar lebih memfokuskan pada bagian rambut yang akan diseleksi.

tutorial photoshop untuk membuat seleksi dengan channel dan layer mask, gambar 1

Aktifkan palet Channels (Window > Channels). Pada palet ini, pilihlah sebuah channel yang kamu anggap paling kontras. Kemudian duplikat-lah channel yang paling kontras tersebut (dengan menariknya ke icon new channel di sebelah bawah dari palet channel).

tutorial photoshop untuk membuat seleksi dengan channel dan layer mask, gambar 2

Buatlah agar gambar yang hitam putih pada foto yang sedang kita edit pake Photoshop ini menjadi semakin pekat dan nampak perbedaan antara bagian hitam dan putihnya.

Untuk membuatnya benar-benar hitam putih yang pekat, gunakanlah Burn tool, dan/atau Dodge tool pada tool box-nya Photoshop.

  1. Saat menggunakan Burn tool
    Pilihlah pada option bar, range = Shadow. Exposurenya jangan terlalu banyak, sekitar 10-20% aja. Gunakan tool ini untuk menghitamkan area gambar.
  2. Saat menggunakan Dodge tool
    Pilihlah pada option bar, range = Highlite. Exposurenya juga jangan terlalu banyak, sekitar 10-20% aja. Gunakan tool ini untuk memutihkan area gambar.

Kedua tool ini digunakan karena mengingat sulitnya mengisikan warna pada tempat yang sangat kecil atau sempit. Bagian ujung dari rambut sangatlah kecil, utamakan untuk menghitamkan bagian itu terlebih dulu. Berganti-gantilah antara kedua tool tersebut hingga didapat bagian tepi dari gambar tersebut berwarna hitam dan putih.

tutorial photoshop untuk membuat seleksi dengan channel dan layer mask, gambar 3

Untuk mempertahankan bagian rambut yang agak transparan, maka gunakan adalah Burn tool terlebih dulu. Tool ini kupakai untuk menghitamkan lebih dulu dengan tujuan agar bagian rambut yang agak transparan tidak keburu tertutup oleh Dodge tool.

Setelah bagian-bagian tepi dari gambar sudah nampak kontras dan berwarna hitam dan putih, sekarang buatlah seluruh bagian dalam dari gambar benar benar berwarna hitam dan putih seperti contoh gambar dibawah ini. Untuk mengisikan warnanya, gunakanlah Brush tool.

Saat menggunakan Brush tool, pastikan warna Foreground dan Background adalah hitam dan putih (ini bisa dilakukan dengan menekan tombol D pada keyboard. Jika perlu membalik warnanya, tekan huruf X di keyboard).

tutorial photoshop untuk membuat seleksi dengan channel dan layer mask, gambar 4

Langkah berikutnya, mengingat bahwa prinsip penggunaan mask adalah: Hitam berarti tidak menjadi seleksi, dan Putih menjadi seleksi. Maka gambar ini perlu kita balik warnanya. Lakukan ini dengan memilih menu Image > Adjustment > Invert. Hasilnya seperti gambar dibawah ini.

tutorial photoshop untuk membuat seleksi dengan channel dan layer mask, gambar 5

Setelah menjadi seperti gambar diatas, kliklah icon Load channel as selection, letaknya di bagian bawah kiri pada palet Channels. Kemudian aktifkan lagi channel RGB, dengan cara meng-klik channel RGB yang ada pada di urutan paling atas di palet channel.

tutorial photoshop untuk membuat seleksi dengan channel dan layer mask, gambar 6

Sekarang pindahlah ke palet Layer. Jika gambar ini merupakan layer background, maka klik dua kali pada nama layer-nya kemudian klik OK. Setelah ini, klik icon Add layer mask, letaknya di bagian bawah dari palet layer.

Untuk melihat hasilnya akurat atau tidak, buatlah sebuah layer baru yang diisi dengan warna abu-abu, layer ini kemudian diletakkan urutannya di bawah layer yang sudah kita kerjakan tadi.

Hii..ternyata ada bagian dari rambut yang nampak putih tepinya. Ini karena pada bagian tersebut gambar rambut sudah bercampur dengan background yang warnanya agak putih juga. Untuk menghilangkan warna putih ini, pilihlah warna yang mirip dengan warna rambut model ini (gunakan saja Eyedropper tool), kemudian sapukan warna ini dengan Brush tool. Pada saat menyapukan warna ini, mode blending sapuan brush kuganti dengan Darken (pengaturan ini ada pada option bar).

tutorial photoshop untuk membuat seleksi dengan channel dan layer mask, gambar 7

Berikut ini adalah hasilnya yang sudah terpotong dengan seleksi dan kuhilangkan warna putih di tepi rambutnya tadi.

tutorial photoshop untuk membuat seleksi dengan channel dan layer mask, gambar 8

Mudah kan caranya, walaupun memang agak njlimet dan perlu ketelitian.
Ayo segera buka program Photoshop-mu dan dicoba, dan ..komentarnya doong.

Mengenal Palet Layer

0 Comments »

Dalam beberapa tutorial photoshop yang saya tulis sebelumnya seringkali saya sebutkan tentang palet layer. Palet ini memang saya anggap termasuk sesuatu yang utama dalam Photoshop. Karena palet ini berfungsi untuk mengorganisir layer (lapisan gambar) yang kita olah/edit.

Mengorganisir yang saya maksudkan tadi adalah untuk memilih, mengatur posisi, menggandakan, menghapus dan sebagainya. Saat kita bekerja dengan Photoshop, maka kita sebenarnya bekerja pada lapisan-lapisan gambar (baca artikel sebelumnya).

Palet layer secara default selalu ditampilkan pada tampilan layar Photoshop. Jika layer ini tidak nampak, bisa ditampilkan dengan memilih menu Window > Layer. Berikut ini gambar ilustrasi palet layer (dalam Photoshop versi CS2).

gambar palet layer pada photoshop CS2
Keterangan gambar
A. Link
Digunakan untuk membuat agar bisa mengelompokkan banyak layer sekaligus. Cara memakainya dengan memilih nama-nama layer yang diinginkan (dengan Shift + Klik), kemudian klik icon ini.

B. Layer Style
Digunakan untuk membuat layer yang berfungsi seperti menu Layer > Layer style.

C. Add Layer Mask
Digunakan untuk menutup/melindungi sebagian/seluruh lapisan gambar dari proses pengeditan.

D. New Adjustment Layer
Digunakan untuk membuat layer yang berfungsi sebagai pengubahan warna. Perbedaannya kalau menggunakan menu Image > Adjustment bisa dibaca artikel tutorial yang ini.

E. Layer Group
Digunakan untuk mengelompokkan beberapa layer menjadi suatu kumpulan layer, agar mempermudah proses pekerjaan yang menggunakan banyak sekali layer.

F. New Layer
Digunakan untuk membuat layer baru yang kosong, ataupun untuk membuat duplikat layer. Untuk membuat duplikat layer, lakukan dengan cara menggeser nama layer ke icon ini.

G. Delete Layer
Digunakan untuk menghapus layer. Aktifkan layer yang ingin dihapus, kemudian klik icon ini. Dalam Photoshop versi CS2, bisa juga dilakukan hanya dengan mengaktifkan layer kemudian tekan tombol Delete pada keyboard (ini belum bisa dilakukan jika Anda menggunakan Photoshop versi sebelumnya).

H. Layer Blending Option
Digunakan untuk mengatur proses yang terjadi pada pixel-pixel layer terhadap layer yang ada posisinya berada dibawahnya.

I. Image Adjustment Layer
Ini menunjukkan sebuah gambar layer yang merupakan pengaturan warna.

J. Layer Thumbnail
Ini adalah tampilan gambar kecil dari gambar asli Anda. Jika layer merupakan sebuah tulisan atau text, maka gambar tampilannya adalah sebuah huruf T.
Layer ini juga menunjukkan bahwa layer ini adalah layer yang dalam kondisi aktif atau terpilih. Layer yang sedang aktif akan mempunyai warna yang berbeda dengan layer yang tidak aktif.
Tiap sebuah layer bisa mempunyai nama yang berbeda beda. Secara default, Photoshop akan membuat layer dengan nomor yang berurutan. Nama layer ini bisa diganti dengan cara melakukan klik 2 kali pada nama layernya, kemudian Anda tinggal mengetikkan nama yang diinginkan.
Namun saat melakukan klik 2 kali, harus tepat pada nama layernya, karena kalau tidak, maka kita justru masuk ke pengaturan Layer Style. Jika klik 2 kali dilakukan pada thumbnail text layer, maka kita akan langsung membuat blok pada layer tulisan tersebut.
Anda juga bisa menyeleksi layer dengan melakukan klik kanan pada thumbnail layer kemudian memilih Layer Transparency. Atau dengan melakukan Ctrl + klik pada thumbnail layer.

K. Eye Ball / Visibility
Digunakan untuk mengatur tentang tampil atau tidaknya sebuah layer yang sedang Anda kerjakan dengan Photoshop. Cara pakainya, dengan melakukan klik pada icon tersebut.

L. Palette Menu
Icon ini digunakan untuk menampilkan pilihan menu palet. Menu palet ini berhubungan dengan fungsi palet yang sedang Anda tampilkan.

M. Opacity
Digunakan untuk mengatur tingkat transparansi layer. Semakin kecil nilai prosentasenya, maka layer/gambar Anda akan semakin transparan.

N. Fill Opacity
Digunakan untuk mengatur tingkat transparansi layer. Namun tidak sama dengan Opacity, karena Fill ini tidak mengatur bagian yang merupakan Layer Style. Jadi pilihan Fill ini akan bermanfaat jika Anda juga menerapkan Layer Style.

O. Layer Style option
Gambar icon F pada layer ini menunjukkan bahwa pada layer ini terdapat efek Layer Style, sementara gambar segitiga di sebelah kanan ini digunakan untuk menampilkan atau tidaknya informasi detil Layer Style yang digunakan.

P. Locked layer
Gambar icon gembok (maksudnya kunci) ini menunjukkan bahwa layer ini dalam kondisi terkunci. Biasanya gambar dengan ekstension .jpg akan mempunyai layer background yang selalu terkunci. Untuk membuka kunci pada layer background ini, caranya dengan melakukan klik 2 kali pada layer tersebut, kemudian klik OK pada kotak dialog yang muncul.

The Lab Color Mode in Photoshop

0 Comments »

What's Covered

  • The Need for Device-Independent Color
  • The Lab Color Model
  • Mode Conversion In Photoshop
  • Working With Photo CD Images
  • Selective Color Correction

The Lab color mode allows you to work in a device-independent color space (the goal of device-independent color is to create consistent color regardless of the device used to reproduce it). This document provides a brief overview of device independence and the Lab color mode, and offers suggestions on using the Lab color mode in Adobe Photoshop.

The Need for Device-Independent Color

Different devices produce colors differently. Color may vary not only with the type of monitor, printer, or slide imager, but may even vary with different units of the same manufacturer and model.

Colors can also differ on the same device, depending on the image's color model. Color must be represented mathematically in a color model for the computer to interpret it. Each color model can reproduce a different range of colors. Certain color models, such as the RGB and CMYK models, comprise a subset of the visible spectrum. The key to device-independent color is a standardized color model that encompasses all colors; such a model can then provide a system for translating color from device to device.

The Lab Color Model

The Commission Internationale d'Eclairage (CIE), an international organization formed to standardize color measurement, developed a color model in 1931 based on the way the human eye perceives color. In 1976, the CIE proposed two additional color systems based on their original model. One of these systems is CIE L* a* b*.

In the Lab color model, L defines the lightness of the color, and a and b define the color along a red/green and blue/yellow axis, respectively. Like other CIE color models, the Lab model comprises all colors in the visual spectrum and is device-independent. It is useful for converting colors between other color models -- for example, from an RGB model to a CMYK model. It also can preserve original color values from one color reproduction device to another.

Mode ConversionIn Photoshop

Photoshop uses color modes to determine the color model used to display and print images. Photoshop bases its color modes on established color models, such as Lab. To use a color model in Photoshop, choose the corresponding mode command.

Internally, Photoshop uses the Lab color mode when converting color values from one mode to another. Because the Lab color mode provides a system for defining color values in all modes, using Lab as an intermediate mode for color conversions ensures that in-gamut (i.e., those colors that can be reproduced on a specified device), colors are not altered in the conversion process. For out-of-gamut colors, Photoshop 5.x allows you to choose the conversion method that best suits your needs.

For example, when converting an RGB image to CMYK mode, Photoshop first converts the RGB color values to Lab mode using the information in the RGB Setup dialog box (essentially an ICC profile) in Photoshop 5.x or the Monitor Setup dialog box (Photoshop 4.0.1 or earlier). Photoshop then uses information in the Built-in option of the CMYK Setup dialog box (Photoshop 5.x) or the Printing Inks Setup and Separation Setup dialog boxes (Photoshop 4.0.1 or earlier) to build a color table and convert the image to CMYK mode. In Photoshop 5.x, you can specify a CMYK profile, a color engine, and a rendering intent to perform the conversion using the ICC option of the CMYK Setup dialog box.

Once the image is in CMYK mode, Photoshop must reconvert the color values to RGB to be displayed on an RGB monitor. To do this, Photoshop converts the CMYK values back to Lab (using the same color table or profile and rendering intent) and then back to RGB (again using the RGB Setup or Monitor Setup dialog box).

Working With Photo CD Images

When opening Photo CD images in Photoshop, try opening the image in Lab color mode instead of RGB mode. Opening a Photo CD image in Lab color mode preserves all colors in the image. The native color space of Photo CD images, Photo YCC, is another implementation of a device-independent CIE Color model. After you open the image in the Lab color mode, you can convert the image to RGB mode for editing, or convert the image to CMYK mode for separations.

In Photoshop 5.x, you can choose an RGB color mode with a large gamut, such as AdobeRGB(1998) or WideGamut RGB in the RGB Setup dialog box, then save that as a destination profile to use when opening Photo CD images.

Selective Color Correction

Because the Lab color mode separates the lightness component (channel L) from the other color components (color channels a and b), you can use this mode to edit the lightness values, the red/green component, or the yellow/ blue component of an image individually. For example:

- To create a grainy quality in a color image, or the appearance of speckled color, apply the Add Noise filter to adjust the L channel of an image in Lab color mode. Noise in the L channel does not expand the pixels for a speckled appearance.

- Run the Unsharp Mask filter on the L (lightness) channel to sharpen a color image without creating color artifacts.

- To create painterly effects in a grayscale image, convert the image to Lab color mode. Create a horizontal gradient fill from black to white in the a channel and a vertical gradient fill from black to white in the b channel. This creates a blend in the color channels of the image without affecting the image detail in the lightness channel.

Densitometer – Alat Ukur Kepekatan Optik

Dalam Fisika Optik, Density dari sebuah materi optik adalah nilai logaritma (berbasis 10) pembanding (tanpa satuan) antara besaran kuat cahaya yang dipantulkan / diteruskan dengan besaran kuat cahaya yang masuk pada panjang gelombang cahaya tertentu.

O

= nilai kepekatan (opacity)

T

= nilai transmittance

I0

= nilai kuat cahaya yang masuk

I

= nilai kuat cahaya yang diteruskan / dipantulkan


Densitometer adalah alat yang dipakai untuk mengukur Density suatu benda yang memantulkan cahaya (reflection densitometer) atau yang meneruskan cahaya (transmission densitometer); di dalam industri grafika densitometer digunakan antara lain:

  • Mengukur kepekatan film separasi (standard density: >= D3.7)
  • Mengukur kepekatan tinta cetakan:

Bahan Cetakan / Methode Cetak

Cyan

Magenta

Yellow

Black

Kertas Coated /

Offset Lithography Lembaran

1,40

1,50

1,10

1,70

Kertas Coated /

Offset Lithography Gulungan (heatset)

1,30

1,40

1,00

1,55

Kertas Koran /

Offset Lithography Gulungan (nonheatset)

0,90

0,90

0,85

1,05


Densitometer tidak dapat dipakai untuk mengukur warna, karena nilai yang dipresentasikan berdasarkan panjang gelombang cahaya tertentu; Sekarang ini digunakan alat pengukur warna seperti Spectrophotometer.


Color Chips, Color Guide vs. Color Chart

Dalam ilmu grafika "panduan warna" adalah hal yang paling penting untuk disimak, "panduan warna" ini bisa berupa benda yang warnanya perlu kita ikuti dalam mereproduksi warna, mengukur dan membandingkan adalah rutinitas yang tidak dapat dihinfari dalam mereproduksi watna; Namun kadang kala pelanggan bisa hanya menyebut nama/nomor warna yang ada dalam buku panduan warna. Untuk inilah percetakan wajib mengenal buku-buku panduan warna yang sering dipakai oleh pelanggannya.

Color Chips

Color Chips adalah contoh warna dengan tujuan sebagai panduan warna dalam mereproduksi warna; biasanya merupakan sobekan yang diambil dari buku warna atau hasil cetakan.

Pada baris pertama menunjukan contoh warna-warna khusus yang biasanya dapat dibuat oleh pabrik tinta cetak, di Indonesia ada beberapa pabrik tinta cetak antara lain: Cemani Toka, DIC Graphics, Sakata Inx, Inkote, Printcolor, Siegwerk. Sementara ada beberapa perusahaan yang memberikan jasa pencampuran tinta (Color Matching) yang tinta cetak dasarnya dari beberapa pabrik di dalam maupun diluar negeri, seperti: Valspar, Toyo Ink, BenzAce dll.

Penggunaan Warna Khusus ini perlu dicermati, karena trend reproduksi warna (terutama di industri cetak kemas) warna khusus tersebut dapat dikombinasikan penggunaannya dengan warna lain (Bump Plate, Pantone Hexachrome, System Opaltone) à Multi Color Process; Apabila ini terjadi maka pabrik tinta akan menyesuaikan pembuatan tintanya agak transparent, agar tidak terjadi Ink Trapping Error.

3 Color Chips pada baris kedua adalah contoh warna yang dapat dibuat dari kombinasi mencetak dengan 4 warna proses, yaitu Cyan, Magenta, Yellow dan Black; disingkat CMYK. Tinta Cetak warna proses harus memenuhi kriteria tertentu agar kombinasi warnanya dapat ditebak. (Lihat penjelasan tentang warna proses CMYK di: Model Warna CMYK)

Warna kombinasi pada baris ketiga merupakan panduan warna kombinasi dari model warna RGB (Red, Green, Blue), warna-warna ini hanya dapat ditampilkan dengan alat optik seperti layar monitor; Warna-warna RGB sebenarnya tidak pernah dicetak dan tidak diperuntukan untuk panduan mencetak warna. Tetapi apabila sampai ada Color Chip jenis ini dapat dikategorikan sebagai warna khusus.

Sobekan atau bahkan produk asli tidak dapat digunakan sebagai panduan warna karena secara teknis tidak dapat diukur, sehingga sering terjadi perdebatan. Namun karena keterbatasan dari perusahaan pemberi order cetak, pada kenyataannya banyak percetakan yang menerima contoh-contoh warna jenis seperti ini dari pelanggan mereka. Hal ini perlu direduksi dengan memperkenalkan lebih intent penggunaan Digital Proofing.

Untuk memenuhi kebutuhan akan panduan warna dibuatlah buku tentang panduan warna dan yang sering kita jumpai adalah Color Guide (termasuk yang dapat disobek sebagai Color Chips) dan Color Chart.

Color Charts

Agar mendapatkan pengertian yang lebih bermanfaat, saya mendefinisikan Color Chart sebagai buku panduan warna kombinasi dari warna-warna proses (baik model warna CMYK atau Pantone Hexachrome atau sistem warna proses lainnya).

Dalam memproduksi Color Chart beberapa hal perlu diperhatikan, agar Color Chart dapat berhasil guna:


  1. Ketebalan tinta pada saat mencetak harus normal sesuai dengan teknik pencetakannya, jangan terlalu dipaksakan untuk mendapatkan kepekatan warna (color density) atau warna (CIELab) yang ditentukan (biasanya untuk Cetak Offset Lithography sekitar 1μ); apabila tidak tercapai kepekatan / warna yang diharapkan, tanyakan kepada pabrik tinta yang bersangkutan dan mintalah untuk menaikan Kekuatan Warna (Color Strength) tinta tersebut.
  2. Mengatur Nilai Pembesaran Raster (Tone Value Increment / TVI) atau lebih sering disebut Dot Gain hingga sesuai dengan standard cetak, biasanya 22% untuk mencetak Offset Lithography diatas Coated Paper dengan frekuensi raster 150 lpi.
  3. Mencetak dengan variasi dan toleransi seminimal mungkin, total variasi dan toleransi maximum ΔEab = 4 adalah nilai yang ideal untuk produksi Color Chart.
  4. Mengukur parameter warna dengan cara yang benar, pergunakan Spectrophotometer merk X-Rite sudah banyak beredar di Indonesia.
Apabila mengacu pada standard internasional, hendaknya tinta cetak yang dipergunakan sesuai dengan spesifikasi ISO 2846 dan pada saat mencetak Color Charts tersebut sesuai dengan parameter ISO 12647.

Color Guide

Buku panduan warna Color Guide saya definisikan menjadi 2 macam, yang pertama adalah Buku Panduan Warna yang hanya mencantumkan warna dan yang kedua adalah Formula Guide, yaitu buku panduan warna yang mencantumkan dengan formula apa warna dapat dibuat, biasanya buku seperti ini mempunyai 2 bagian, yaitu bagian Warna Dasar (Basic Colors) dan Warna Campuran (Matching Colors).

Color Guides keluaran Pantone adalah yang paling banyak kombinasi serta versinya, untuk cetak kertas saja ada Coated Solid, Uncoated Solid, Metallic Colors dan Pastel Colors.

Membuat Color Guides memerlukan rol penintaan khusus, agar oscillating roll (roll geser yang berfungsi meratakan tinta pada posisi antara Inkkey Zones) tidak membaurkan warna tinta lainnya. Dibawah ini saya illustrasikan mencetak 2 halaman pertama Pantone Solid Coated. Dengan memanfaatkan mesin cetak dua warna, unit cetak cetak pertama mencetak label hitam dan unit cetak kedua mencetak 14 warna sekaligus; Unit cetak kedua ini dimodifikasi baik bak tinta maupun rol tinta nya. Jadi sekali lintasan akan menghasilkan 4 x 2 halaman pertama buku Pantone Solid Coated.


References:

http://www.colorguides.net/

http://opaltone.com/Color-Books-109.cms

http://eci.org/doku.php?id=en:colorstandards:offset

http://www.xrite.com/top_Products.aspx



Model Warna CMYK


CMYK (adalah kependekan dari cyan, magenta, yellow-kuning, dan black-hitam, dan biasanya juga sering disebut sebagai 'warna proses' atau 'empat warna'). CMYK adalah sebuah model warna berbasis pengurangan sebagian gelombang cahaya (substractive color model) dan yang umum dipergunakan dalam pencetakan berwarna. Istilah CMYK juga biasanya digunakan untuk menjelaskan proses pencetakan itu sendiri. Meskipun terdapat beberapa methode pencetakan yang diterapkan pada percetakan, operator cetak, pembuat mesin cetak dan urutan penintaan, proses pewarnaan umumnya berurutan sesuai dengan singkatannya, yaitu CMYK.

Bagaimana hubungan RGB - CMYK

Secara teori sebenarnya model warna CMY (tanpa Black - Hitam) adalah kebalikan secara langsung dari model warna RGB, dalam hal ini bisa ditarik analogi fungsi konversi sederhana seperti:
fungsi [r,g,b] = cmy2rgb (c,m,y)
r = 1.0 - c;
g = 1.0 - m;

b = 1.0 - y;

Namun faktanya, model warna RGB yang banyak dijumpai dalam metode reproduksi warna alat-alat optik, seperti Camera Digital, Layar Monitor atau Pemindai Warna sangat tergantung pada komponen alat; sedangkan model warna CMY(+K) tergantung pada parameter proses pencetakan, baik teknologi pencetakan maupun bahan-bahan materi cetak dan tinta yang dipergunakan. Kedua model warna tersebut memiliki ketergantungan dalam memvisualkan warna.
Oleh karena itu tidak ada rumusan yang sederhana dalam mengkonversi warna RGB ke CMYK atau kebalikannya. Seperti:
fungsi [r,g,b] = cmyk2rgb (c,m,y,k)
r = 1.0 - (c+k);
g = 1.0 - (m+k);

b = 1.0 - (y+k);

Membandingkan peralatan optik RGB seperti layar monitor dengan hasil cetak CMYK sangatlah sulit (lihat inset: perbandingan model warna RGB dan CMYK), karena baik komponen peralatan maupun pigmen (zat warna) tinta berbeda sekali.
Meskipun tidak ada rumusan yang sederhana untuk mengkonversi RGB ke dalam model warna CMYK namun banyak yang berusaha mengimplementasikan proses konversi tersebut diatas. Proses ini biasa disebut dengan Color Management System.
Dengan memanfaatkan profil warna (color profile) sebuah aplikasi software menghitung dan mengkonversi kedua data model tersebut.

Mengapa CMYK bukan CMY
Teori Penyerapan Warna (Substractive Color Model) mengatakan bahwa Cyan akan meyerap gelombang cahaya Red-Merah, Magenta akan menyerap gelombang cahaya Green-Hijau dan Yellow akan menyerap gelombang cahaya Blue - Biru adalah utopia semata.
Dalam penerapannya mustahil didapatkan tinta-tinta tersebut diatas yang murni dapat menyerap seluruh gelombang cahaya yang seharusnya diserap. Oleh karena itu suka atau tidak suka ada saja sebagian gelombang cahaya yang tidak diinginkan (Unwanted Color) yang masih dipantulkan sehingga membuat kesalahan warna atau sering disebut hue error.
Meskipun ketiga tinta primer tersebut (CMY) masing-masing memantulkan gelombang cahaya warna yang tidak diinginkan, tapi porsinya berbeda, tinta Cyan memantulkan cahaya Merah yang lebih besar dibandingkan dengan cahaya Green - Hijau yang dipantulkan oleh tinta Magenta demikian juga cahaya Biru oleh tinta Yellow.
Setelah kita menyadari bahwa penumpukan ketiga wa
rna CMY masih memantulkan sedikit cahaya.
Oleh karena itu dalam proses pencetakan di
tambahkan warna Black - Hitam sebagai warna ke-4, agar reproduksi warna dapat menghasilkan kepekatan warna hitam yang diinginkan. (Lihat komentar: Mungkin karena fungsi inilah warna ke-4 tersebut sering kali disebut Key)

silakan lihat seputar GCR dan Grey Balance

Warna Proses / Empat Warna

Jadi untuk mereproduksi gambar sehingga dapat dicapai hasil yang (relative) sempurna dibutuhkan sedikitnya 4 Tinta yaitu: Cyan, Magenta, Yellow dan Black. Keempat tinta tersebut disebut Tinta / Warna Proses. Tinta Proses adalah tinta yang dipergunakan untuk mereproduksi warna dengan proses teknik cetak tertentu, seperti offset lithography, rotogravure, letterpress atau sablon. Berbeda dengan Tinta yang hanya digunakan satu lapisan (single layer), karena tinta yang digunakan dapat ditumpuk-tumpuk, maka sifat tinta proses harus memenuhi standard tertentu, seperti spesifikasi warna (dalam model warna CIELab) dan nilai Opaqcity/Transparency. Kesalahan warna dalam penumpukan 2 macam tinta tersebut disebut: Ink Trapping Error (berbeda dengan Layout Trapping Error). (ISO 2846-1 hingga ISO 2846-5 adalah standar yang ditetapkan oleh badan standarisasi international terhadap warna dan nilai transparency dari tinta proses 4 warna CMYK masing-masing untuk proses pencetakan: Sheet-fed and heat-set web offset lithographic printing, Coldset offset lithographic printing, Publication gravure printing, Screen printing dan Flexographic printing.) Teknik separasi saat ini sudah berkembang; Penggunaan 4 tinta proses masih dominan, tapi metode menambah warna tinta cetak berkembang pesat. Teknologi HiFi Color dikembangkan beberapa pihak antara lain Pantone mengembangkan Proses Hexachrome dan Opaltone. Pada teknik Digital Inkjet Printing, perkembangan Warna Proses sedemikian pesatnya, hal ini didorong lantaran karena masalah teknis (kecilnya nozzle dalam printing head), maupun persaingan untuk menghadirkan reproduksi warna yang sempurna (sesuai dengan target pasar yang dituju), ada tinta-tinta seperti: Light Magenta, Light Cyan, Grey, Matt Black, Orange dan Green dll.
Jadi Empat Warna adalah spesifik untuk penyebutan proses pewarnaan dengan menggunakan CMYK.

Singkatan Key untuk K dalam CMYK & Komentar artikel Cyan Magenta Yellow Key di wikipedia bahasa Indonesia

Melihat perkembangan penggunaan warna hitam - Black dalam separasi warna seperti yang dijelaskan diatas memberikan sedikit makna pentingnya warna hitam dalam separasi 4 warna.
Karena tinta Hitam tidak mempunyai nuansa warna (undefined hue), maka warna hitam baik dipakai untuk mencampur separasi gambar tidak mengubah nuansa warna. Tinta Hitam hanya berfungsi untuk memperkeruh warna atau orang awam akan melihat gambar menjadi lebih gelap.
Mungkin karena inilah singkatan K dalam CMYK menjadi Key bukan blacK.

Padahal vendor alat pemindai warna terdahulu seperti Dr. Hell, Crosfield dan Dainippon Screen menggunakan singkatan K (atau kadang kala: Bk) pada panel kontrol warna untuk menghindari salah sebut dengan Blue - Biru.
Bagi saya pengertian Key malah mengaburkan makna dan fungsi warna Hitam pada proses reproduksi warna.
Mengomentari adanya artikel Cyan Magenta Yellow Key di wikipedia bahasa Indonesia saya jadi bingung karena Key tidak ada hubungan dengan warna maupun nama warna yang biasa dikenal (lihat: Daftar Warna di Wikipedia). Tapi apabila kita buka halaman Key pada defi
nisi utama halaman model warna CMYK versi Inggris, maka redirected ke Keyline (dalam ruang lingkup keyline design --> design grafis. Keyline adalah garis-garis yang dipergunakan baik sebagai sketsa awal maupun penegasan akhir dalam merancang design yang biasanya menggunakan warna Hitam). Makna Key menjadi rancu lagi, karena sebelumnya Key yang terjemahan lepas adalah Kunci disebutkan merupakan kunci dari teori separasi warna.
-------------------------------------------------------------
copy artikel tersebut:

Cyan Magenta Yellow Key, atau sering disingkat sebagai CMYK adalah proses pencampuran pigmen yang lazim digunakan percetakan. Tinta process cyan, process magenta, process yellow, process black dicampurkan dengan komposisi tertentu dan akurat sehingga menghasilkan warna tepat seperti yang diinginkan. Bahkan bila suatu saat diperlukan, warna ini dengan mudah bisa dibentuk kembali.

Sistem CMYK juga digunakan oleh banyak printer kelas bawah karena keekonomisannya.

-------------------------------------------------------------

Penulisan Warna dalam Model Warna CMYK

Sebuah warna dalam model warna CMYK dituliskan dalam beberapa bentuk, seperti:
CMYK(c,m,y,k) atau Cc Mm Yy Kk, dimana c,m,y,k masing-masing memiliki domai 0 ~ 100, seperti Schoolbus yellow = CMYK(0,15,95,0) atau C0 M15 Y100 K0 artinya warna Schoolbus Yellow mempunyai komposisi dalam model warna CMYK sebagai berikut:
tinta Magenta 15% ditambah/ditumpuk dengan tinta Yellow 95%.

Perkembangan separasi terakhir simbol c dan m dengan huruf kecil juga dipakai untuk menyebutkan Warna Light Cyan dan Light Magenta. (Jadi mohon dibedakan
antara Nama warna dan Nilai komponen warna)

Warna Primer, Sekunder dan Tersier (definisi yang perlu dikaji ulang, mengingat hitam / black tidak mempunyai fungsi mengubah nilai jenis warna...)
Warna Primer dalam model warna CMYK adalah semua warna yang komposisi hanya terdiri dari 1 macam warna, seperti CMYK (100,0,0,0) atau CMYK (0,50,0,0) atau CMYK (0,0,0,20).
Warna Sekunder dalam model warna CMYK adalah semua warna yang komposisinya menggunakan campuran 2 (dua) macam tinta proses, seperti C
MYK (100,70,0,0), CMYK (0,100,100,0).
Sedangkan Warna Tersier dalam model warna CMYK adalah semua warna yang komposisinya terdiri dari 3 (tiga) macam) warna proses.


Dalam salah satu halaman di situs December Communication Inc. terdapat contoh dan nama warna-warna dalam model warna CMYK, seperti: gainsboro, tomato, cat eye, cool mint etc.

Color Steps
Color Steps adalah kotak-kotak yang disusun sedemikian rupa dan digunakan untuk mengontrol warna pada saat mencetak, biasanya kotak-kotak dengan komposisi 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90%, 100% untuk masing-masing warna primer dan sekunder (lihat gambar).
Namun kadang kala tidak berurutan dan mencantumkan komposisi (terutama pada) warna primer untuk 1%, 2%, 3%, 4%, 5% serta 95%, 96%,97%, 98% dan 99%. Kotak-kotak seperti ini digunakan khusus untuk mengontrol kemampuan mencetak titik raster dari proses cetak tertentu.
Komposisi 100% disebut Warna Solid.

Spektrum Cahaya

Bahan: http://en.wikipedia.org/wiki/Visible_spectrum

Color Wavelength
violet 380–450 nm
blue 450–495 nm
green 495–570 nm
yellow 570–590 nm
orange 590–620 nm
red 620–750 nm

Model Warna RGB

Bahan: http://en.wikipedia.org/wiki/RGB_color_model;
http://en.wikipedia.org/wiki/Hex_triplet#Hex_triplet

Model warna RGB adalah model warna berdasarkan konsep penambahan kuat cahaya primer yaitu Red, Green dan Blue.
Dalam suatu ruang yang sama sekali tidak ada cahaya, maka ruangan tersebut adalah gelap total. Tidak ada signal gelombang cahaya yang diserap oleh mata kita atau RGB (0,0,0). Apabila kita menambahkan cahaya merah pada ruangan tersebut, maka ruangan akan berubah warna menjadi merah misalnya RGB (255,0,0), semua benda dalam ruangan tersebut hanya dapat terlihat berwarna merah. Demikian apabila cahaya kita ganti dengan hijau atau biru.

Apabila kita melanjutkan percobaan memberikan 2 macam cahaya primer dalam ruangan tersebut seperti (merah dan hijau), atau (merah dan biru) atau (hijau dan biru), maka ruangan akan berubah warna masing-masing menjadi kuning, atau magenta atau cyan. Warna-warna yang dibentuk oleh kombinasi dua macam cahaya tersebut disebut warna sekunder.

Lihatlah kombinasi warna RGB di bawah ini:



Warna Tersier adalah warna yang hanya dapat terlihat apabila ada tiga cahaya primer, jadi apabila kita non-aktifkan salah satu cahaya, maka benda tersebut berubah warna. Contoh warna tersier seperti abu-abu, putih.

Pada perhitungan dalam program-program komputer model warna direpresentasi dengan nilai komponennya, seperti dalam RGB (r, g, b) masing-masing nilai antara 0 hingga 255 sesuai dengan urusan masing-masing yaitu pertama Red, kedua Green dan ketigha adalah nilai Blue dengan demikian masing-masing komponen ada 256 tingkat. Apabila dikombinasikan maka ada 256 x 256 x 256 atau 16.777.216 kombinasi warna RGB yang dapat dibentuk.
















Dalam mendesign web warna RGB kerapkali direpresentasikan dengan Hex Triplet atau kombinasi 2 pasang bilangan hexadecimal, seperti #FF5D25 artinya Red = FF atau 15*16 + 15 = 255, Green = 5D atau 5*16 + 13 = 93 dan Blue = 25 atau 2*16 + 5 = 37. Jadi RGB (255,93,37)

Color Hexadecimal Color Hexadecimal Color Hexadecimal Color Hexadecimal
aqua #00FFFF green #008000 navy #000080 silver #C0C0C0
black #000000 gray #808080 olive #808000 teal #008080
blue #0000FF lime #00FF00 purple #800080 white #FFFFFF
fuchsia #FF00FF maroon #800000 red #FF0000 yellow #FFFF00


Konsep Model Warna RGB kita jumpai di peralatan seperti:
- Televisi
- Camera Foto
- Pemindai Warna

Diskusi iseng: Apa yang lucu apabila ruang diskotek dibuat terang benderang atau permainan lampu air mancur Monas diadakan pada siang hari....

3 dimensi Warna


Warna didefinisikan sebagai obyek (gelombang cahaya) yang menempati ruangan 3 dimensi (abstraksi: bola), yaitu:
  1. Jenis Warna (hue), adalah sensasi yang diterima oleh jaringan syaraf manusia berupa nuansa, seperti merah, kuning, hijau dll.
  2. Kejenuhan Warna (saturation), adalah sensasi kuat lemahnya warna. Putih, abu-abu dan hitam adalah warna dengan Kejenuhan Warna mendekati 0
  3. Kekeruhan Warna (value, lightness, brightness), adalah sensasi keruh-jernihnya warna

Model warna ini disebut Model HSV, berkembang menjadi HSL atau HSB.

Lihat:
1. http://en.wikipedia.org/wiki/HSL_color_space
2. http://msdn.microsoft.com/en-us/library/ms536848(VS.85).aspx

Tugas:
1. pelajari apa perbedaan antara model warna HSV dengan model warna HSL
2. berilah warna pada bola pingpong putih yang dapat mem-visualkan model warna HSL

Jenis Warna (Hue) didefinisikan melingkar yang mempunyai satuan derajat, lebih jelasnya dapat dilihat di: Roda Warna (Color Wheel)



silakan coba: online color wheel & selamat belajar ...

Selection N Tool

0 Comments »
Menyeleksi Gambar
Menyeleksi berarti memilih bagian tertentu dari gambar. Dengan seleksi kita dapat mengcopy, mengubah, menggeser, atau menambahkan efek kepada bagian yang terseleksi tanpa mempengaruhi bagian lain.

Ada tiga cara menyeleksi yaitu:
1. Marquee Tool, yaitu menyeleksi dalam bentuk kotak, elips, row, dan kolom
2. Lasso Tool, untuk menyeleksi dalam bentuk bebas, poligonal atau kekontrasan gambar (Magnetic Lasso Tool).
3. Magic Wand Tool, untuk menyeleksi berdasarkan persamaan warna.
Tipe seleksi ada dua (dapat dipilih pada Option Bar), yaitu:
1. Normal, memiliki pinggiran yang tajam.
2. Feather, memiliki pinggiran yang halus atau kabur.

2.3.1. Rectangular Marquee Tool
Gunakan rectangular marquee tool untuk memotong gambar dalam bentuk kotak. Gunakan menu Select -> Transform Selection untuk mengubah seleksi dan menu Select -> Feather untuk mengatur ketajaman pinggiran potongan.

2.3.2. Elliptical Marquee Tool
Digunakan untuk membuat seleksi elips atau lingkaran. Anda dapat menggunakan Select -> Transform Selection (atau klik kanan) untuk mengubah bidang yang mau diseleksi. Gunakan menu Select -> Feather untuk mengatur ketajaman tepi gambar. Gunakan Select -> Inverse untuk membalik seleksi.

2.3.3. Lasso Tool
Seleksi ini digunakan untuk menyeleksi bentuk bebas dengan mouse.

2.3.4. Polygonal Lasso Tool
Polygonal Lasso Tool digunakan untuk menyeleksi gambar yang memiliki tepi garis lurus, misalnya piramida pada gambar 2.5. Jika tombol Alt ditekan maka Polygonal Lasso Tool akan berfungsi seperti Lasso Tool biasa. Contoh gambar hasil seleksi piramida diperkecil dan diletakkan pada sudut kanan bawah.

2.3.5. Magnetic Lasso Tool
Magnetic Lasso Tool penggunaanya cukup mudah, karena dengan tool ini seleksi gambar akan secara otomatis membuat garis seleksi pada gambar yang berwarna kontras.

2.3.6. Magic Wand Tool
Magic wand tool akan menyeleksi gambar yang memiliki warna sama.

2.3.3. Crop Tool
Crop tool digunakan untuk menghilangkan bagian yang tidak diseleksi. Contoh penggunaanya di sini digunakan untuk memperbaiki hasil scan yang miring.

2.3.3. Healing Brush Tool
Healing Brush Tool digunakan untuk memperbaiki gambar pada bagian tertentu. Aktifkan tool ini, kemudian tekan Alt + Klik pada objek pada bagian yang tidak berkeriput, kemudian klik pada bagian yang keriputnya ingin dihilangkan.

2.3.4. Spot Healing Brush Tool
Spot Healing Brush Tool digunakan untuk memperbaiki kerusakan gambar. Di sini Anda tidak perlu menentukan area yang akan digunakan sebagai patokan, karena akan secara otomatis terpilih dari area di sekitarnya. Misalnya digunakan untuk menghilangkan keretakan pada patung seperti pada gambar 2.10.
Tool ini merupakan tool baru pada Adobe Photoshop CS2 yang tidak ada pada versi sebelumnya.

2.3.5. Patch Tool
Patch Tool digunakan untuk memperbaiki gambar. Tool ini dibuat dengan cara membuat selection dengan mouse atau dengan menahan tombol ALT untuk menghasilkan bentuk poligonal. Selanjutnya drag ke daerah yang akan dijadikan patokan perbaikan.

2.3.6. Red Eye Tool
Red Eye Tool digunakan untuk memperbaiki warna merah pada mata.

2.3.7. Clone Stamp Tool
Clone Stamp Tool digunakan untuk membuat duplikat area pada gambar, atau yang disebut cloning. Tekan ALT pada objek yang akan dikloning, kemudian gunakan mouse pada area tempat objek baru mau diletakkan.

2.3.8. Background Eraser Tool
Tool ini digunakan untuk menghapus background yang memiliki kemiripan warna. Misalnya digunakan untuk menghapus background langit pada gambar kupu-kupu.

2.3.9. Magic Eraser Tool
Seperti Background Eraser Tool, tool ini akan menghapus area dengan warna sama, namun efeknya adalah ke seluruh gambar, bukan hanya area yang diklik.

2.3.10. Color Replacement Tool
Color Replacement Tool akan mengubah warna gambar tanpa mengubah bentuk dari gambar tersebut. Tool ini akan secara otomatis hanya mengubah area dengan warna sama menjadi warna lain yang dikehendaki.

2.3.11. Blur, Sharpen, dan Smugde Tool
Blur Tool digunakan untuk mengaburkan area. Misalnya digunakan untuk menghilangkan bintik-bintik pada wajah. Sharpen Tool merupakan kebalikan dari Blur Tool. Dengan Sharpen Tool, gambar akan menjadi lebih tajam. Smugde Tool digunakan untuk mengubah bentuk gambar dengan cara drag mouse.

2.3.12. Dogde, Burn, dan Sponge Tool
Dogde Tool digunakan untuk membuat area menjadi lebih terang. Burn Tool digunakan untuk mempergelap area. Spong Tool digunakan untuk mencerahkan (saturate) atau mengurangi warna (desaturate).

Mengenal format-format file untuk sebuah Image

0 Comments »

Ketika bekerja dengan Adobe Photoshop, ada beberapa pilihan untuk menyimpan dokumen tersebut dalam berbagai format file dan kompresi.

Bagi para perancang grafik (graphic designer) pemula, mungkin merasa sulit membedakan antara format yang satu dengan yang lain. Terkadang juga salah dalam memilih format file tersebut, karena masing-masing format file memiliki kelebihan dan kekurangan. Juga memang, masing-masing format file tersebut harus digunakan secara tepat. Sebagai contoh, untuk keperluan web Anda disarankan menggunakan format file jpg, png, maupun gif. Mengapa?

psd

Adobe Photoshop mendukung plugin yang dikembangkan oleh pihak ketiga, dengan cara menginstall filter plugin. Penempatan plugin tersebut adalah pada folder Adobe/Photoshop/Plugin/Filter…. ketika menginstal plugin yang dimaksud. Ada beberapa contoh plugin yaitu: Kai Power Tools, KPT Bryce, KPT Power Goo, Alienskin Eyecandy, Andromeda, Extensis Photoframe, KPT Convolver, dan lain-lain.

Selain mendukung plugin filter, Adobe Photoshop juga mendukung pertukaran dokumen dari program lain, diantaranya: Adobe Illustrator, Macromedia Freehand, Macromedia Firework, Adobe PageMaker, Adobe After Effect, Corel PhotoPaint, CorelDraw, 3D Studio Max, dan lain-lain. Teknik pertukaran dokumen tersebut dengan cara menyimpan format file yang sesuai dan dapat diterima oleh program-program tersebut di atas.

Berikut ini penjelasan beberapa format file untuk menyimpan dokumen pada Photoshop.

PSD (Photoshop Document)
Format file ini merupakan format asli dokumen Adobe Photoshop. Format ini mampu menyimpan informasi layer dan alpha channel yang terdapat pada sebuah gambar, sehingga suatu saat dapat dibuka dan diedit kembali. Format ini juga mampu menyimpan gambar dalam beberapa mode warna yang disediakan Photoshop. Anda dapat menyimpan dengan format file ini jika ingin mengeditnya kembali.

BMP (Bitmap Image)
Format file ini merupakan format grafis yang fleksibel untuk platform Windows sehingga dapat dibaca oleh program grafis manapun. Format ini mampu menyimpan informasi dengan kualitas tingkat 1 bit samapi 24 bit. Kelemahan format file ini adalah tidak mampu menyimpan alpha channel serta ada kendala dalam pertukaran platform. Untuk membuat sebuah objek sebagai desktop wallpaper, simpanlah dokumen Anda dengan format file ini. Anda dapat mengkompres format file ini dengan kompresi RLE.
Format file ini mampu menyimpan gambar dalam mode warna RGB, Grayscale, Indexed Color, dan Bitmap.

EPS (Encapsuled Postcript)
Format file ini merupakan format yang sering digunakan untuk keperluan pertukaran dokumen antar program grafis. Selain itu, format file ini sering pula digunakan ketika ingin mencetak gambar. Keunggulan format file ini menggunakan bahasa postscript sehingga format file ini dikenali oleh hampir semua program persiapan cetak.
Kelemahan format file ini adalah tidak mampu menyimpan alpha channel, sehingga banyak pengguna Adobe Photoshop menggunakan format file ini ketika gambar yang dikerjakan sudah final.� Format file ini mampu menyimpan gambar dengan mode warna RGB, CMYK, Lab, Duotone, Grayscale, Indexed Color, serta Bitmap. Selain itu format file ini juga mampu menyimpan clipping path.

JPG/JPEG (Joint Photographic Expert Group)
Format file ini mampu mengkompres objek dengan tingkat kualitas sesuai dengan pilihan yang disediakan. Format file sering dimanfaatkan untuk menyimpan gambar yang akan digunakan untuk keperluan halaman web, multimedia, dan publikasi elektronik lainnya. Format file ini mampu menyimpan gambar dengan mode warna RGB, CMYK, dan Grayscale. Format file ini juga mampu menyimpan alpha channel, namun karena orientasinya ke publikasi elektronik maka format ini berukuran relatif lebih kecil dibandingkan dengan format file lainnya.

GIF (Graphic Interchange Format)
Format file ini hanya mampu menyimpan dalam 8 bit (hanya mendukung mode warna Grayscale, Bitmap dan Indexed Color). Format file ini merupakan format standar untuk publikasi elektronik dan internet. Format file mampu menyimpan animasi dua dimensi yang akan dipublikasikan pada internet, desain halaman web dan publikasi elektronik. Format file ini mampu mengkompres dengan ukuran kecil menggunakan kompresi LZW.

TIF (Tagged Image Format File)
Format file ini mampu menyimpan gambar dengan kualitas hingga 32 bit. Format file ini juga dapat digunakan untuk keperluan pertukaran antar platform (PC, Machintosh, dan Silicon Graphic). Format file ini merupakan salah satu format yang dipilih dan sangat disukai oleh para pengguna komputer grafis terutama yang berorientasi pada publikasi (cetak). Hampir semua program yang mampu membaca format file bitmap juga mampu membaca format file TIF.

PCX
Format file ini dikembangkan oleh perusahaan bernama Zoft Cooperation. Format file ini merupakan format yang fleksibel karena hampir semua program dalam PC mampu membaca gambar dengan format file ini. Format file ini mampu menyimpan informasi bit depth sebesar 1 hingga 24 bit namun tidak mampu menyimpan alpha channel. Format file ini mampu menyimpan gambar dengan mode warna RGB, Grayscale, Bitmpa dan Indexed Color.

PDF (Portable Document Format)
Format file ini digunakan oleh Adobe Acrobat, dan dapat digunakan oleh grafik berbasis pixel maupun vektor. Format file ini mampu menyimpan gambar dengan mode warna RGB, CMYK, Indexed Color, Lab Color, Grayscale dan Bitmap. Format file ini tidak mampu menyimpan alpha channel. Format file ini sering menggunakan kompresi JPG dan ZIP, kecuali untuk mode warna Bitmap yaitu menggunakan CCIT.

PNG (Portable Network Graphic)
Format file ini berfungsi sebagai alternatif lain dari format file GIF. Format file ini digunakan untuk menampilkan objek dalam halaman web. Kelebihan dari format file ini dibandingkan dengan GIF adalah kemampuannya menyimpan file dalam bit depth hingga 24 bit serta mampu menghasilkan latar belakang (background) yang transparan dengan pinggiran yang halus. Format file ini mampu menyimpan alpha channel.

PIC (Pict)
Format file ini merupakan standar dalam aplikasi grafis dalam Macintosh dan program pengolah teks dengan kualitas menengah untuk transfer dokumen antar aplikasi. Format file ini mampu menyimpan gambar dengan mode warna RGB dengan 1 alpha channel serta Indexed Color, Grayscale dan Bitmap tanpa alpha channel. Format file ini juga menyediakan pilihan bit antara 16 dan 32 bit dalam mode warna RGB.

TGA (Targa)
Format file ini didesain untuk platform yang menggunakan Targa True Vision Video Board. Format file ini mampu menyimpan gambar dengan mode warna RGB dalam 32 bit serta 1 alpha channel, juga Grayscale, Indexed Color, dan RGB dalam 16 atau 24 bit tanpa alpha channel. Format file ini berguna untuk menyimpan dokumen dari hasil render dari program animasi dengan hasil output berupa sequence seperti 3D Studio Max.

IFF (Interchange File Format)
Format file ini umumnya digunakan untuk bekerja dengan Video Toaster dan proses pertukaran dokumentasi dari dan ke Comodore Amiga System. Format file ini dikenali hampir semua program grafis yang terdapat dalam PC serta mampu menyimpan gambar dengan mode warna Bitmap. Format file ini tidak mampu menyimpan alpha channel.

SCT (Scitex Continous Tone)
Format file ini digunakan untuk menyimpan dokumen dengan kualitas tinggi pada komputer Scitex. Format file ini mampu menyimpan gambar dengan mode warna RGB, CMYK, dan Grayscale namun tidak mampu menyimpan alpha channel.

PXR (Pixar)
Format file ini khusus untuk pertukaran dokumen dengan Pixar Image Computer. Format file ini mampu menyimpan gambar dengan mode warna RGB dan Grayscale dengan 1 alpha channel.

RAW
Format file ini merupakan format file yang fleksibel untuk pertukaran dokumen antar aplikasi dan platform. Format file ini mampu menyimpan mode warna RGB, CMYK, dan Grayscale dengan 1 alpha channel serta mode warna Multichannel, Lab Color dan Duotone tanpa alpha channel.

DCS (Dekstop Color Separation)
Format file ini dikembangkan oleh Quark dan merupakan format standar untuk .eps. Format ini mampu menyimpan gambar dengan mode warna Multichannel dan CMYK dengan 1 alpha channel dan banyak spot channel. Format file ini mampu menyimpan clipping path dan sering digunakan untuk proses percetakan (publishing). Ketika menyimpan file dalam format ini maka yang akan tersimpan adalah 4 channel dari gambar tersebut dan 1 channel preview.

FORMAT KOMPRESI
Beberapa program terutama yang berorientasi pada publikasi elektronik dan multimedia selalu memerlukan format file yang berukuran kecil agar ketika dibuka tidak akan lambat. Untuk keperluan tersebut diperlukan kompresi.
Berikut ini format file yang berorientasi publikasi elektronik dan multimedia dengan kompresinya masing-masing.

RLE (Run Length Encoding)
Kompresi ini mampu mengkompres file tanpa menghilangkan detail. Digunakan oleh Adobe Photoshop, TIFF dan sebagian besar program yang terdapat dalam Windows.

LZW (Lemple-Zif-Welf)
Sama seperti kompresi RLE, kompresi ini juga mampu mengkompres file tanpa menghilangkan detail. Kompresi ini digunakan oleh TIFF, PDF, GIF, dan format yang mendukung bahasa postscript. Kompresi ini sangat baik untuk mengkompres gambar dengan area besar yang menggunakan 1 warna.

JPG (Joint Photographic Experts Group)
Format ini mengkompres file dengan menghilangkan detail. Format file ini sering digunakan oleh JPG, PDF, dan format yang menggunakan bahasa postscript. Kompresi ini sangat baik digunakan untuk gambar dengan continous tone seperti foto.

CCIT
CCIT merupakan singkatan dari bahasa Perancis yang dalam bahasa Inggris disebut International Telegraph and Telekeyed Consultive Commitee.
Kompresi ini digunakan untuk mengkompres gambar hitam putih, dan mampu mengkompres file tanpa menghilangkan detailnya. Kompresi ini sering digunakan oleh PDF dan format lain yang menggunakan bahasa postscript.

CATATAN

  • Ketika menyimpan dokumen pada format file yang tidak dapat menyimpan informasi layer, maka Anda harus mengubah gambar tersebut menjadi flaten image terlebih dulu.

  • Format file yang dapat menyimpan mode warna Duotone hanyalah EPS, RAW, dan PSD. Oleh karena itu, ketika ingin menyimpan dalam format lain maka Anda harus mengubah mode warnanya terlebih dulu, menjadi RGB bila dokumen tidak ingin dicetak, karena informasi Duotone-nya akan diuraikan menjadi RGB.

  • Format file yan dapat menyimpan mode warna Lab Color hanyalah PSD, RAW, TIF, PDF, dan EPS. Format file yang dapat menyimpan mode warna CMYK hanyalah PSD, RAW, EPS, TIF, JPG, PDF, dam SCT.

  • Mode warna Indexed Color dapat menyimpan beberapa format file sesuai seting indexed color-nya.

  • Mode warna RGB dapatdisimpan pada semua format file yang ada di Adobe Photoshop.

  • Format yang direkomendasikan oleh para desainer profesional adalah
    .PSD = untuk dokumen yang masih ingin diedit kembali
    .EPS = untuk dokumen yang sudah final untuk persiapan cetak
    .JPG = untuk cetak dengan kompresi di atas 8 bit dan untuk foto dalam web dengan kompresi di bawah 5.
    .GIF = untuk ilustrasi dan animasi pada halaman web.
    .TIF = untuk cetak, pertukaran dokumen antar platform serta sequence animasi