The Lab Color Mode in Photoshop

0 Comments »

What's Covered

  • The Need for Device-Independent Color
  • The Lab Color Model
  • Mode Conversion In Photoshop
  • Working With Photo CD Images
  • Selective Color Correction

The Lab color mode allows you to work in a device-independent color space (the goal of device-independent color is to create consistent color regardless of the device used to reproduce it). This document provides a brief overview of device independence and the Lab color mode, and offers suggestions on using the Lab color mode in Adobe Photoshop.

The Need for Device-Independent Color

Different devices produce colors differently. Color may vary not only with the type of monitor, printer, or slide imager, but may even vary with different units of the same manufacturer and model.

Colors can also differ on the same device, depending on the image's color model. Color must be represented mathematically in a color model for the computer to interpret it. Each color model can reproduce a different range of colors. Certain color models, such as the RGB and CMYK models, comprise a subset of the visible spectrum. The key to device-independent color is a standardized color model that encompasses all colors; such a model can then provide a system for translating color from device to device.

The Lab Color Model

The Commission Internationale d'Eclairage (CIE), an international organization formed to standardize color measurement, developed a color model in 1931 based on the way the human eye perceives color. In 1976, the CIE proposed two additional color systems based on their original model. One of these systems is CIE L* a* b*.

In the Lab color model, L defines the lightness of the color, and a and b define the color along a red/green and blue/yellow axis, respectively. Like other CIE color models, the Lab model comprises all colors in the visual spectrum and is device-independent. It is useful for converting colors between other color models -- for example, from an RGB model to a CMYK model. It also can preserve original color values from one color reproduction device to another.

Mode ConversionIn Photoshop

Photoshop uses color modes to determine the color model used to display and print images. Photoshop bases its color modes on established color models, such as Lab. To use a color model in Photoshop, choose the corresponding mode command.

Internally, Photoshop uses the Lab color mode when converting color values from one mode to another. Because the Lab color mode provides a system for defining color values in all modes, using Lab as an intermediate mode for color conversions ensures that in-gamut (i.e., those colors that can be reproduced on a specified device), colors are not altered in the conversion process. For out-of-gamut colors, Photoshop 5.x allows you to choose the conversion method that best suits your needs.

For example, when converting an RGB image to CMYK mode, Photoshop first converts the RGB color values to Lab mode using the information in the RGB Setup dialog box (essentially an ICC profile) in Photoshop 5.x or the Monitor Setup dialog box (Photoshop 4.0.1 or earlier). Photoshop then uses information in the Built-in option of the CMYK Setup dialog box (Photoshop 5.x) or the Printing Inks Setup and Separation Setup dialog boxes (Photoshop 4.0.1 or earlier) to build a color table and convert the image to CMYK mode. In Photoshop 5.x, you can specify a CMYK profile, a color engine, and a rendering intent to perform the conversion using the ICC option of the CMYK Setup dialog box.

Once the image is in CMYK mode, Photoshop must reconvert the color values to RGB to be displayed on an RGB monitor. To do this, Photoshop converts the CMYK values back to Lab (using the same color table or profile and rendering intent) and then back to RGB (again using the RGB Setup or Monitor Setup dialog box).

Working With Photo CD Images

When opening Photo CD images in Photoshop, try opening the image in Lab color mode instead of RGB mode. Opening a Photo CD image in Lab color mode preserves all colors in the image. The native color space of Photo CD images, Photo YCC, is another implementation of a device-independent CIE Color model. After you open the image in the Lab color mode, you can convert the image to RGB mode for editing, or convert the image to CMYK mode for separations.

In Photoshop 5.x, you can choose an RGB color mode with a large gamut, such as AdobeRGB(1998) or WideGamut RGB in the RGB Setup dialog box, then save that as a destination profile to use when opening Photo CD images.

Selective Color Correction

Because the Lab color mode separates the lightness component (channel L) from the other color components (color channels a and b), you can use this mode to edit the lightness values, the red/green component, or the yellow/ blue component of an image individually. For example:

- To create a grainy quality in a color image, or the appearance of speckled color, apply the Add Noise filter to adjust the L channel of an image in Lab color mode. Noise in the L channel does not expand the pixels for a speckled appearance.

- Run the Unsharp Mask filter on the L (lightness) channel to sharpen a color image without creating color artifacts.

- To create painterly effects in a grayscale image, convert the image to Lab color mode. Create a horizontal gradient fill from black to white in the a channel and a vertical gradient fill from black to white in the b channel. This creates a blend in the color channels of the image without affecting the image detail in the lightness channel.

Densitometer – Alat Ukur Kepekatan Optik

Dalam Fisika Optik, Density dari sebuah materi optik adalah nilai logaritma (berbasis 10) pembanding (tanpa satuan) antara besaran kuat cahaya yang dipantulkan / diteruskan dengan besaran kuat cahaya yang masuk pada panjang gelombang cahaya tertentu.

O

= nilai kepekatan (opacity)

T

= nilai transmittance

I0

= nilai kuat cahaya yang masuk

I

= nilai kuat cahaya yang diteruskan / dipantulkan


Densitometer adalah alat yang dipakai untuk mengukur Density suatu benda yang memantulkan cahaya (reflection densitometer) atau yang meneruskan cahaya (transmission densitometer); di dalam industri grafika densitometer digunakan antara lain:

  • Mengukur kepekatan film separasi (standard density: >= D3.7)
  • Mengukur kepekatan tinta cetakan:

Bahan Cetakan / Methode Cetak

Cyan

Magenta

Yellow

Black

Kertas Coated /

Offset Lithography Lembaran

1,40

1,50

1,10

1,70

Kertas Coated /

Offset Lithography Gulungan (heatset)

1,30

1,40

1,00

1,55

Kertas Koran /

Offset Lithography Gulungan (nonheatset)

0,90

0,90

0,85

1,05


Densitometer tidak dapat dipakai untuk mengukur warna, karena nilai yang dipresentasikan berdasarkan panjang gelombang cahaya tertentu; Sekarang ini digunakan alat pengukur warna seperti Spectrophotometer.


Color Chips, Color Guide vs. Color Chart

Dalam ilmu grafika "panduan warna" adalah hal yang paling penting untuk disimak, "panduan warna" ini bisa berupa benda yang warnanya perlu kita ikuti dalam mereproduksi warna, mengukur dan membandingkan adalah rutinitas yang tidak dapat dihinfari dalam mereproduksi watna; Namun kadang kala pelanggan bisa hanya menyebut nama/nomor warna yang ada dalam buku panduan warna. Untuk inilah percetakan wajib mengenal buku-buku panduan warna yang sering dipakai oleh pelanggannya.

Color Chips

Color Chips adalah contoh warna dengan tujuan sebagai panduan warna dalam mereproduksi warna; biasanya merupakan sobekan yang diambil dari buku warna atau hasil cetakan.

Pada baris pertama menunjukan contoh warna-warna khusus yang biasanya dapat dibuat oleh pabrik tinta cetak, di Indonesia ada beberapa pabrik tinta cetak antara lain: Cemani Toka, DIC Graphics, Sakata Inx, Inkote, Printcolor, Siegwerk. Sementara ada beberapa perusahaan yang memberikan jasa pencampuran tinta (Color Matching) yang tinta cetak dasarnya dari beberapa pabrik di dalam maupun diluar negeri, seperti: Valspar, Toyo Ink, BenzAce dll.

Penggunaan Warna Khusus ini perlu dicermati, karena trend reproduksi warna (terutama di industri cetak kemas) warna khusus tersebut dapat dikombinasikan penggunaannya dengan warna lain (Bump Plate, Pantone Hexachrome, System Opaltone) à Multi Color Process; Apabila ini terjadi maka pabrik tinta akan menyesuaikan pembuatan tintanya agak transparent, agar tidak terjadi Ink Trapping Error.

3 Color Chips pada baris kedua adalah contoh warna yang dapat dibuat dari kombinasi mencetak dengan 4 warna proses, yaitu Cyan, Magenta, Yellow dan Black; disingkat CMYK. Tinta Cetak warna proses harus memenuhi kriteria tertentu agar kombinasi warnanya dapat ditebak. (Lihat penjelasan tentang warna proses CMYK di: Model Warna CMYK)

Warna kombinasi pada baris ketiga merupakan panduan warna kombinasi dari model warna RGB (Red, Green, Blue), warna-warna ini hanya dapat ditampilkan dengan alat optik seperti layar monitor; Warna-warna RGB sebenarnya tidak pernah dicetak dan tidak diperuntukan untuk panduan mencetak warna. Tetapi apabila sampai ada Color Chip jenis ini dapat dikategorikan sebagai warna khusus.

Sobekan atau bahkan produk asli tidak dapat digunakan sebagai panduan warna karena secara teknis tidak dapat diukur, sehingga sering terjadi perdebatan. Namun karena keterbatasan dari perusahaan pemberi order cetak, pada kenyataannya banyak percetakan yang menerima contoh-contoh warna jenis seperti ini dari pelanggan mereka. Hal ini perlu direduksi dengan memperkenalkan lebih intent penggunaan Digital Proofing.

Untuk memenuhi kebutuhan akan panduan warna dibuatlah buku tentang panduan warna dan yang sering kita jumpai adalah Color Guide (termasuk yang dapat disobek sebagai Color Chips) dan Color Chart.

Color Charts

Agar mendapatkan pengertian yang lebih bermanfaat, saya mendefinisikan Color Chart sebagai buku panduan warna kombinasi dari warna-warna proses (baik model warna CMYK atau Pantone Hexachrome atau sistem warna proses lainnya).

Dalam memproduksi Color Chart beberapa hal perlu diperhatikan, agar Color Chart dapat berhasil guna:


  1. Ketebalan tinta pada saat mencetak harus normal sesuai dengan teknik pencetakannya, jangan terlalu dipaksakan untuk mendapatkan kepekatan warna (color density) atau warna (CIELab) yang ditentukan (biasanya untuk Cetak Offset Lithography sekitar 1μ); apabila tidak tercapai kepekatan / warna yang diharapkan, tanyakan kepada pabrik tinta yang bersangkutan dan mintalah untuk menaikan Kekuatan Warna (Color Strength) tinta tersebut.
  2. Mengatur Nilai Pembesaran Raster (Tone Value Increment / TVI) atau lebih sering disebut Dot Gain hingga sesuai dengan standard cetak, biasanya 22% untuk mencetak Offset Lithography diatas Coated Paper dengan frekuensi raster 150 lpi.
  3. Mencetak dengan variasi dan toleransi seminimal mungkin, total variasi dan toleransi maximum ΔEab = 4 adalah nilai yang ideal untuk produksi Color Chart.
  4. Mengukur parameter warna dengan cara yang benar, pergunakan Spectrophotometer merk X-Rite sudah banyak beredar di Indonesia.
Apabila mengacu pada standard internasional, hendaknya tinta cetak yang dipergunakan sesuai dengan spesifikasi ISO 2846 dan pada saat mencetak Color Charts tersebut sesuai dengan parameter ISO 12647.

Color Guide

Buku panduan warna Color Guide saya definisikan menjadi 2 macam, yang pertama adalah Buku Panduan Warna yang hanya mencantumkan warna dan yang kedua adalah Formula Guide, yaitu buku panduan warna yang mencantumkan dengan formula apa warna dapat dibuat, biasanya buku seperti ini mempunyai 2 bagian, yaitu bagian Warna Dasar (Basic Colors) dan Warna Campuran (Matching Colors).

Color Guides keluaran Pantone adalah yang paling banyak kombinasi serta versinya, untuk cetak kertas saja ada Coated Solid, Uncoated Solid, Metallic Colors dan Pastel Colors.

Membuat Color Guides memerlukan rol penintaan khusus, agar oscillating roll (roll geser yang berfungsi meratakan tinta pada posisi antara Inkkey Zones) tidak membaurkan warna tinta lainnya. Dibawah ini saya illustrasikan mencetak 2 halaman pertama Pantone Solid Coated. Dengan memanfaatkan mesin cetak dua warna, unit cetak cetak pertama mencetak label hitam dan unit cetak kedua mencetak 14 warna sekaligus; Unit cetak kedua ini dimodifikasi baik bak tinta maupun rol tinta nya. Jadi sekali lintasan akan menghasilkan 4 x 2 halaman pertama buku Pantone Solid Coated.


References:

http://www.colorguides.net/

http://opaltone.com/Color-Books-109.cms

http://eci.org/doku.php?id=en:colorstandards:offset

http://www.xrite.com/top_Products.aspx



Model Warna CMYK


CMYK (adalah kependekan dari cyan, magenta, yellow-kuning, dan black-hitam, dan biasanya juga sering disebut sebagai 'warna proses' atau 'empat warna'). CMYK adalah sebuah model warna berbasis pengurangan sebagian gelombang cahaya (substractive color model) dan yang umum dipergunakan dalam pencetakan berwarna. Istilah CMYK juga biasanya digunakan untuk menjelaskan proses pencetakan itu sendiri. Meskipun terdapat beberapa methode pencetakan yang diterapkan pada percetakan, operator cetak, pembuat mesin cetak dan urutan penintaan, proses pewarnaan umumnya berurutan sesuai dengan singkatannya, yaitu CMYK.

Bagaimana hubungan RGB - CMYK

Secara teori sebenarnya model warna CMY (tanpa Black - Hitam) adalah kebalikan secara langsung dari model warna RGB, dalam hal ini bisa ditarik analogi fungsi konversi sederhana seperti:
fungsi [r,g,b] = cmy2rgb (c,m,y)
r = 1.0 - c;
g = 1.0 - m;

b = 1.0 - y;

Namun faktanya, model warna RGB yang banyak dijumpai dalam metode reproduksi warna alat-alat optik, seperti Camera Digital, Layar Monitor atau Pemindai Warna sangat tergantung pada komponen alat; sedangkan model warna CMY(+K) tergantung pada parameter proses pencetakan, baik teknologi pencetakan maupun bahan-bahan materi cetak dan tinta yang dipergunakan. Kedua model warna tersebut memiliki ketergantungan dalam memvisualkan warna.
Oleh karena itu tidak ada rumusan yang sederhana dalam mengkonversi warna RGB ke CMYK atau kebalikannya. Seperti:
fungsi [r,g,b] = cmyk2rgb (c,m,y,k)
r = 1.0 - (c+k);
g = 1.0 - (m+k);

b = 1.0 - (y+k);

Membandingkan peralatan optik RGB seperti layar monitor dengan hasil cetak CMYK sangatlah sulit (lihat inset: perbandingan model warna RGB dan CMYK), karena baik komponen peralatan maupun pigmen (zat warna) tinta berbeda sekali.
Meskipun tidak ada rumusan yang sederhana untuk mengkonversi RGB ke dalam model warna CMYK namun banyak yang berusaha mengimplementasikan proses konversi tersebut diatas. Proses ini biasa disebut dengan Color Management System.
Dengan memanfaatkan profil warna (color profile) sebuah aplikasi software menghitung dan mengkonversi kedua data model tersebut.

Mengapa CMYK bukan CMY
Teori Penyerapan Warna (Substractive Color Model) mengatakan bahwa Cyan akan meyerap gelombang cahaya Red-Merah, Magenta akan menyerap gelombang cahaya Green-Hijau dan Yellow akan menyerap gelombang cahaya Blue - Biru adalah utopia semata.
Dalam penerapannya mustahil didapatkan tinta-tinta tersebut diatas yang murni dapat menyerap seluruh gelombang cahaya yang seharusnya diserap. Oleh karena itu suka atau tidak suka ada saja sebagian gelombang cahaya yang tidak diinginkan (Unwanted Color) yang masih dipantulkan sehingga membuat kesalahan warna atau sering disebut hue error.
Meskipun ketiga tinta primer tersebut (CMY) masing-masing memantulkan gelombang cahaya warna yang tidak diinginkan, tapi porsinya berbeda, tinta Cyan memantulkan cahaya Merah yang lebih besar dibandingkan dengan cahaya Green - Hijau yang dipantulkan oleh tinta Magenta demikian juga cahaya Biru oleh tinta Yellow.
Setelah kita menyadari bahwa penumpukan ketiga wa
rna CMY masih memantulkan sedikit cahaya.
Oleh karena itu dalam proses pencetakan di
tambahkan warna Black - Hitam sebagai warna ke-4, agar reproduksi warna dapat menghasilkan kepekatan warna hitam yang diinginkan. (Lihat komentar: Mungkin karena fungsi inilah warna ke-4 tersebut sering kali disebut Key)

silakan lihat seputar GCR dan Grey Balance

Warna Proses / Empat Warna

Jadi untuk mereproduksi gambar sehingga dapat dicapai hasil yang (relative) sempurna dibutuhkan sedikitnya 4 Tinta yaitu: Cyan, Magenta, Yellow dan Black. Keempat tinta tersebut disebut Tinta / Warna Proses. Tinta Proses adalah tinta yang dipergunakan untuk mereproduksi warna dengan proses teknik cetak tertentu, seperti offset lithography, rotogravure, letterpress atau sablon. Berbeda dengan Tinta yang hanya digunakan satu lapisan (single layer), karena tinta yang digunakan dapat ditumpuk-tumpuk, maka sifat tinta proses harus memenuhi standard tertentu, seperti spesifikasi warna (dalam model warna CIELab) dan nilai Opaqcity/Transparency. Kesalahan warna dalam penumpukan 2 macam tinta tersebut disebut: Ink Trapping Error (berbeda dengan Layout Trapping Error). (ISO 2846-1 hingga ISO 2846-5 adalah standar yang ditetapkan oleh badan standarisasi international terhadap warna dan nilai transparency dari tinta proses 4 warna CMYK masing-masing untuk proses pencetakan: Sheet-fed and heat-set web offset lithographic printing, Coldset offset lithographic printing, Publication gravure printing, Screen printing dan Flexographic printing.) Teknik separasi saat ini sudah berkembang; Penggunaan 4 tinta proses masih dominan, tapi metode menambah warna tinta cetak berkembang pesat. Teknologi HiFi Color dikembangkan beberapa pihak antara lain Pantone mengembangkan Proses Hexachrome dan Opaltone. Pada teknik Digital Inkjet Printing, perkembangan Warna Proses sedemikian pesatnya, hal ini didorong lantaran karena masalah teknis (kecilnya nozzle dalam printing head), maupun persaingan untuk menghadirkan reproduksi warna yang sempurna (sesuai dengan target pasar yang dituju), ada tinta-tinta seperti: Light Magenta, Light Cyan, Grey, Matt Black, Orange dan Green dll.
Jadi Empat Warna adalah spesifik untuk penyebutan proses pewarnaan dengan menggunakan CMYK.

Singkatan Key untuk K dalam CMYK & Komentar artikel Cyan Magenta Yellow Key di wikipedia bahasa Indonesia

Melihat perkembangan penggunaan warna hitam - Black dalam separasi warna seperti yang dijelaskan diatas memberikan sedikit makna pentingnya warna hitam dalam separasi 4 warna.
Karena tinta Hitam tidak mempunyai nuansa warna (undefined hue), maka warna hitam baik dipakai untuk mencampur separasi gambar tidak mengubah nuansa warna. Tinta Hitam hanya berfungsi untuk memperkeruh warna atau orang awam akan melihat gambar menjadi lebih gelap.
Mungkin karena inilah singkatan K dalam CMYK menjadi Key bukan blacK.

Padahal vendor alat pemindai warna terdahulu seperti Dr. Hell, Crosfield dan Dainippon Screen menggunakan singkatan K (atau kadang kala: Bk) pada panel kontrol warna untuk menghindari salah sebut dengan Blue - Biru.
Bagi saya pengertian Key malah mengaburkan makna dan fungsi warna Hitam pada proses reproduksi warna.
Mengomentari adanya artikel Cyan Magenta Yellow Key di wikipedia bahasa Indonesia saya jadi bingung karena Key tidak ada hubungan dengan warna maupun nama warna yang biasa dikenal (lihat: Daftar Warna di Wikipedia). Tapi apabila kita buka halaman Key pada defi
nisi utama halaman model warna CMYK versi Inggris, maka redirected ke Keyline (dalam ruang lingkup keyline design --> design grafis. Keyline adalah garis-garis yang dipergunakan baik sebagai sketsa awal maupun penegasan akhir dalam merancang design yang biasanya menggunakan warna Hitam). Makna Key menjadi rancu lagi, karena sebelumnya Key yang terjemahan lepas adalah Kunci disebutkan merupakan kunci dari teori separasi warna.
-------------------------------------------------------------
copy artikel tersebut:

Cyan Magenta Yellow Key, atau sering disingkat sebagai CMYK adalah proses pencampuran pigmen yang lazim digunakan percetakan. Tinta process cyan, process magenta, process yellow, process black dicampurkan dengan komposisi tertentu dan akurat sehingga menghasilkan warna tepat seperti yang diinginkan. Bahkan bila suatu saat diperlukan, warna ini dengan mudah bisa dibentuk kembali.

Sistem CMYK juga digunakan oleh banyak printer kelas bawah karena keekonomisannya.

-------------------------------------------------------------

Penulisan Warna dalam Model Warna CMYK

Sebuah warna dalam model warna CMYK dituliskan dalam beberapa bentuk, seperti:
CMYK(c,m,y,k) atau Cc Mm Yy Kk, dimana c,m,y,k masing-masing memiliki domai 0 ~ 100, seperti Schoolbus yellow = CMYK(0,15,95,0) atau C0 M15 Y100 K0 artinya warna Schoolbus Yellow mempunyai komposisi dalam model warna CMYK sebagai berikut:
tinta Magenta 15% ditambah/ditumpuk dengan tinta Yellow 95%.

Perkembangan separasi terakhir simbol c dan m dengan huruf kecil juga dipakai untuk menyebutkan Warna Light Cyan dan Light Magenta. (Jadi mohon dibedakan
antara Nama warna dan Nilai komponen warna)

Warna Primer, Sekunder dan Tersier (definisi yang perlu dikaji ulang, mengingat hitam / black tidak mempunyai fungsi mengubah nilai jenis warna...)
Warna Primer dalam model warna CMYK adalah semua warna yang komposisi hanya terdiri dari 1 macam warna, seperti CMYK (100,0,0,0) atau CMYK (0,50,0,0) atau CMYK (0,0,0,20).
Warna Sekunder dalam model warna CMYK adalah semua warna yang komposisinya menggunakan campuran 2 (dua) macam tinta proses, seperti C
MYK (100,70,0,0), CMYK (0,100,100,0).
Sedangkan Warna Tersier dalam model warna CMYK adalah semua warna yang komposisinya terdiri dari 3 (tiga) macam) warna proses.


Dalam salah satu halaman di situs December Communication Inc. terdapat contoh dan nama warna-warna dalam model warna CMYK, seperti: gainsboro, tomato, cat eye, cool mint etc.

Color Steps
Color Steps adalah kotak-kotak yang disusun sedemikian rupa dan digunakan untuk mengontrol warna pada saat mencetak, biasanya kotak-kotak dengan komposisi 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90%, 100% untuk masing-masing warna primer dan sekunder (lihat gambar).
Namun kadang kala tidak berurutan dan mencantumkan komposisi (terutama pada) warna primer untuk 1%, 2%, 3%, 4%, 5% serta 95%, 96%,97%, 98% dan 99%. Kotak-kotak seperti ini digunakan khusus untuk mengontrol kemampuan mencetak titik raster dari proses cetak tertentu.
Komposisi 100% disebut Warna Solid.

Spektrum Cahaya

Bahan: http://en.wikipedia.org/wiki/Visible_spectrum

Color Wavelength
violet 380–450 nm
blue 450–495 nm
green 495–570 nm
yellow 570–590 nm
orange 590–620 nm
red 620–750 nm

Model Warna RGB

Bahan: http://en.wikipedia.org/wiki/RGB_color_model;
http://en.wikipedia.org/wiki/Hex_triplet#Hex_triplet

Model warna RGB adalah model warna berdasarkan konsep penambahan kuat cahaya primer yaitu Red, Green dan Blue.
Dalam suatu ruang yang sama sekali tidak ada cahaya, maka ruangan tersebut adalah gelap total. Tidak ada signal gelombang cahaya yang diserap oleh mata kita atau RGB (0,0,0). Apabila kita menambahkan cahaya merah pada ruangan tersebut, maka ruangan akan berubah warna menjadi merah misalnya RGB (255,0,0), semua benda dalam ruangan tersebut hanya dapat terlihat berwarna merah. Demikian apabila cahaya kita ganti dengan hijau atau biru.

Apabila kita melanjutkan percobaan memberikan 2 macam cahaya primer dalam ruangan tersebut seperti (merah dan hijau), atau (merah dan biru) atau (hijau dan biru), maka ruangan akan berubah warna masing-masing menjadi kuning, atau magenta atau cyan. Warna-warna yang dibentuk oleh kombinasi dua macam cahaya tersebut disebut warna sekunder.

Lihatlah kombinasi warna RGB di bawah ini:



Warna Tersier adalah warna yang hanya dapat terlihat apabila ada tiga cahaya primer, jadi apabila kita non-aktifkan salah satu cahaya, maka benda tersebut berubah warna. Contoh warna tersier seperti abu-abu, putih.

Pada perhitungan dalam program-program komputer model warna direpresentasi dengan nilai komponennya, seperti dalam RGB (r, g, b) masing-masing nilai antara 0 hingga 255 sesuai dengan urusan masing-masing yaitu pertama Red, kedua Green dan ketigha adalah nilai Blue dengan demikian masing-masing komponen ada 256 tingkat. Apabila dikombinasikan maka ada 256 x 256 x 256 atau 16.777.216 kombinasi warna RGB yang dapat dibentuk.
















Dalam mendesign web warna RGB kerapkali direpresentasikan dengan Hex Triplet atau kombinasi 2 pasang bilangan hexadecimal, seperti #FF5D25 artinya Red = FF atau 15*16 + 15 = 255, Green = 5D atau 5*16 + 13 = 93 dan Blue = 25 atau 2*16 + 5 = 37. Jadi RGB (255,93,37)

Color Hexadecimal Color Hexadecimal Color Hexadecimal Color Hexadecimal
aqua #00FFFF green #008000 navy #000080 silver #C0C0C0
black #000000 gray #808080 olive #808000 teal #008080
blue #0000FF lime #00FF00 purple #800080 white #FFFFFF
fuchsia #FF00FF maroon #800000 red #FF0000 yellow #FFFF00


Konsep Model Warna RGB kita jumpai di peralatan seperti:
- Televisi
- Camera Foto
- Pemindai Warna

Diskusi iseng: Apa yang lucu apabila ruang diskotek dibuat terang benderang atau permainan lampu air mancur Monas diadakan pada siang hari....

3 dimensi Warna


Warna didefinisikan sebagai obyek (gelombang cahaya) yang menempati ruangan 3 dimensi (abstraksi: bola), yaitu:
  1. Jenis Warna (hue), adalah sensasi yang diterima oleh jaringan syaraf manusia berupa nuansa, seperti merah, kuning, hijau dll.
  2. Kejenuhan Warna (saturation), adalah sensasi kuat lemahnya warna. Putih, abu-abu dan hitam adalah warna dengan Kejenuhan Warna mendekati 0
  3. Kekeruhan Warna (value, lightness, brightness), adalah sensasi keruh-jernihnya warna

Model warna ini disebut Model HSV, berkembang menjadi HSL atau HSB.

Lihat:
1. http://en.wikipedia.org/wiki/HSL_color_space
2. http://msdn.microsoft.com/en-us/library/ms536848(VS.85).aspx

Tugas:
1. pelajari apa perbedaan antara model warna HSV dengan model warna HSL
2. berilah warna pada bola pingpong putih yang dapat mem-visualkan model warna HSL

Jenis Warna (Hue) didefinisikan melingkar yang mempunyai satuan derajat, lebih jelasnya dapat dilihat di: Roda Warna (Color Wheel)



silakan coba: online color wheel & selamat belajar ...

0 Responses to "The Lab Color Mode in Photoshop"

Post a Comment